Psychopath
Banyak sekali jenis penyakit jiwa di dunia ini, contohnya seperti Skizofrenia, Bipolar Disorder, Obsesif Compulsif Disorder, Skizoaffectif, Anorexia nervosa, Multiple Identity Disorder, Self harm/Self injures, Homosexual, Antisocial Personality Disorder dan Psikopati.
What is Psychopathy?
"Psychopathy is traditionally a personality disorder characterized by persistent antisocial behavior, impaired empathy and remorse, and bold, disinhibited, and egotistical traits."
But Yomita said,
"Psychopathy is one of the scariest mental illnesses."
Why?
Karena kita tidak tahu orang-orang yang di dekat kita saat ini adalah orang yang normal atau tidak. In fact, we only know that there are 2 types of people in the world of good and evil. Tapi kita tidak tahu apa yang dipikirkan oleh orang selama ini berbuat baik ke kita. Maybe you and I don't know that our loved ones have psychological disorder. Dimana kita berpikir bahwa kita bisa hidup dengan bantuan orang, in turns out that the person has a desire to do "something" to us. Dan kita tidak tahu kapan orang itu menjadi orang yang memiliki sikap jahat terhadap aku dan kamu. Automatically, we think that good people will still be good people. It turns out we forgot to know the purpose of their kindness. So be careful.
So how do we know that people close to us are psychopath?
Psychopathic characteristics of first impressions
1. Menawan, senang bersosialisasi, peduli, dan ramah pada orang lain.
2. Secara lahirlah, mereka tampak logis, masuk akal, memiliki tujuan yang dipikirkan dengan matang, dapat memberikan penjelasan secara akurat dan memberikan tanggapan yang sesuai bahwa ada konsekuensi bagi para anti sosial dan pelanggar hukum.
3. Psikopat mampu menilai diri sendiri dan akan dengan terbuka mengoreksi kesalahan di masa lalu.
4. Psikopat tidak menunjukkan gejala-gejala umum perilaku neurotik, termasuk kegelisahan, kecemasan, histeria, perubahan suasana hati, kelelahan ekstrem, dan sakit kepala.
5. Dan pada situasi yang membuat orang lain kesal atau jengkel, psikopat malah terkesima dan memperlihatkan kekosongan emosi, tanpa ada rasa takut atau cemas.
Dr. Robert Hare, Profesor Emiritus Psikologi di University of British Columbia, menciptakan daftar karakteristik dan ciri-ciri psikopat untuk menentukan seberapa lama penjahat akan tinggal di penjara, sehingga Dr. Hare menghabiskan banyak waktu di penjara dengan para tahanan. Namun, sering kali ia tertipu oleh banyak psikopat. Oleh karena itu, ia menyadari bahwa kita tidak boleh hanya mengandalkan ciri-ciri dan langsung menganalisis setiap orang dalam hidup aku dan kamu.
Informasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran saja. Hal ini adalah sesuatu yang dapat kita gunakan sebagai alat untuk menilai diri sendiri dan menggunakannya secara bijaksana ketika menilai orang lain.
1. Memesona dan pintar berbicara
Orang sering mengira bahwa ciri-ciri psikopat adalah sifat yang pendiam dan menyendiri. Padahal justru sebaliknya. Psikopat biasanya punya kecenderungan untuk bertindak-tanduk baik, menarik, menawan, cerdik, dan pintar berbicara. Pesona psikopat adalah tidak pemalu, sadar diri, dan tidak takut untuk mengatakan apapun. Seorang psikopat tidak pernah merasa sulit berbicara.
2. Sombong dan memiliki sikap arogansi tinggi
Psikopat merupakan seseorang yang memiliki pandangan yang terlalu tinggi akan kemampuan dan harga dirinya, percaya diri, dogmatis, sombong, dan pembual. Psikopat adalah orang-orang sombong yang percaya bahwa mereka adalah manusia yang unggul.
3. Tidak tahan rasa bosan
Psikopat sering kali memiliki kedisiplinan yang rendah dalam menjalankan tugasnya hingga selesai, karena mereka mudah bosan. Mereka tidak akan bisa bekerja dalam pekerjaan yang sama untuk waktu yang lama atau tugas-tugas yang mereka anggap membosankan atau rutin.
4. Senang akan perilaku anti sosial yang membahayakan
Meskipun tindak kekerasan adalah ciri-ciri psikopat yang sering disalahpahami banyak orang, seorang psikopat memang biasanya menyukai hal yang membahayakan. Perilaku anti sosial seperti menipu, berbohong, merampok, mencuri, berkelahi, berzinah/pecandu seks, dan membunuh merupakan perilaku yang menarik bagi orang yang memiliki gangguan psikopati. Mereka tampak tertarik dengan perilaku antisosial yang berisiko tinggi tanpa tujuan yang jelas.
5. Lihat sekali dalam berbohong
Beberapa teori menjelaskan bahwa psikopat hanya ingin menempatkan diri mereka dalam situasi yang berbahaya atau situasi yang dapat membuat mereka tertangkap, karena adrenaline rush yang mereka alami. Mereka juga ingin membuktikan bahwa mereka lebih pintar dari semua orang, termasuk polisi, sehingga tidak akan tertangkap kalaupun melakukan tindak kriminal.
5. Lihat sekali dalam berbohong
Bisa dalam skala sedang atau parah. Dalam skala sedang mereka akan menjadi cerdik, lihai, mahir, licik, dan pandai. Dalam skala parah mereka akan menipu, curang, tidak bermoral, manipulatif, dan tidak jujur.
6. Kurang rasa penyesalan
Psikopat cenderung tidak peduli, tidak memihak, berhati dingin, dan tidak empati. Oleh karena itu, psikopat tidak akan peduli akan kerugian, rasa sakit dan penderitaan korban. Karena bagi mereka membunuh itu adalah hal yang disukainya (hobi).
7. Memiliki gaya hidup parasit
Ciri-ciri psikopat lainnya adalah memiliki ketergantungan yang disengaja pada orang lain, misalnya dalam hal uang. Ia juga manipulatif, egois, dan mengeksploitasi/memanfaatkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, karena ia sendiri kurang motivasi, memiliki disiplin yang rendah, dan tidak mampu menyelesaikan tanggung jawab.
8. Tidak dapat mengendalikan perilaku
Psikopat memiliki perilaku mudah marah, jengkel, tidak sabar, mengancam, agresif, dan mencaci maki. Hal tersebut hasil dari kurangnya pengendalian akan kemarahan dan emosi.
9. Memiliki perilaku seksual tidak menentu
Psikopat cenderung memiliki hubungan asmara yang dangkal, sering berselingkuh, dan memilih pasangan seksual secara sembarangan. Mereka sering kali memelihara beberapa hubungan asmara di saat yang bersamaan.
10. Memiliki masalah perilaku sejak usia dini
Mereka sering melakukan berbagai perilaku seperti berbohong, mencuri, melakukan kecurangan, merusak, mengintimidasi, beraktivitas seksual, mengonsumsi alkohol, ngelem, dan melarikan diri dari rumah di usia kurang dari 13 tahun.
11. Tidak mampu untuk mencintai
Psikopat sangat egomaniak hingga ke titik yang sulit bagi orang normal untuk memahaminya. Mereka sangat mementingkan diri sendiri hanya untuk mendapatkan kesenangan dan hal itu tidak dapat diubah, sehingga membuat mereka benar-benar tidak mampu mencintai orang lain, termasuk orangtua, pasangan, dan anak-anak mereka sendiri. Satu-satunya perlakuan baik yang diperlihatkan oleh psikopat adalah ketika hal itu dapat digunakan sebagai keuntungan mereka atau memudahkan rencana dan tujuan mereka.
12. Tidak dapat mempertanggungjawabkan kegagalan
Psikopat terpaksa harus berpura-pura ketika mereka harus meniru emosi manusia normal yang sebenarnya tidak pernah ia rasakan. Hal ini berlaku ketika mereka menghadapi kegagalan. Ketika mereka menjadi rendah hati dan mencoba untuk memperbaiki kesalahan mereka, sebenarnya mereka memiliki tujuan untuk berperan sebagai martir sehingga orang lain tidak perlu menyalahkannya.
Lalu apa yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jiwa PSIKOPAT?
Sebenarnya, tidak ada yang tahu secara persis apa yang menyebabkan seseorang mengidap psikopat. Tetapi kemungkinan kombinasi faktor genetika, lingkungan dan interpersonal. Misalnya, anak-anak psikopat telah menunjukkan kecenderungan menjadi psikopat bisa berarti dipengaruhi oleh faktor genetik. Selain itu, beberapa pengalaman kehidupan yang telah dialami oleh seseorang juga telah terbukti meningkatkan risiko menjadi seorang psikopat. Ditambah lagi dengan pola asuh yang buruk, pola asuh yang berfokus pada hukuman (bukan hadiah) dan pola asuh yang tidak konsisten tampaknya membantu menyebabkan psikopati. Faktor risiko tambahan untuk psikopat meliputi: penyalahgunaan zat oleh orang tua, perpisahan dari orang tua atau kurangnya keterlibatan orang tua, kekerasan fisik atau kelalaian anak, atau ada masalah dalam otaknya.
As we know, that the world has 2 types of people, evil and good. But we never know when bad people can be good, and when good people can be bad
***
"I think, the blame is mental psychologist. Because maybe if 100% of children watch blood-related or murder films, it can't be 99% of the children who do it and only certain kids do it..."
Sumber :
Komentar
Posting Komentar