Indonesian Case (2016) - Eno Farihah
Hi... Welcome... Karena selama sebulan ini adalah bulan suci ramadhan, aku ingin mengajak kamu semua untuk jaga kesehatan selalu, jangan kebanyakan merokok, selalu bahagia dan berbuat kebaikan. Itu sangat penting untuk kita semua dalam menjalani hari kita saat puasa. Anyway, tentang puasa... Aku punya banyak sekali pengalaman ku tentang puasa. Bagi perempuan yang sedang datang bulan memang tidak dianjurkan untuk puasa, bukan karena "kotor" saja, tapi juga kesehatan dari perempuan yang sedang datang bulan. Memang rasanya sangat sakit pada saat awal dan kita sering kali marah tanpa alasan jelas, karena memang sesakit itu, apalagi ketika masa pengeluaran darah itu membuat rasa sakitnya malah bertambah. Jadi, inti nya adalah jaga kesehatan saja untuk perempuan, apalagi perempuan yang memiliki maag seperti aku.
Anyway, aku ingin menanyakan sesuatu sama kalian... Bagaimana kalian bisa menahan rasa sakit dan sedih kalian saat sedang jatuh cinta sama seseorang, tapi kalian juga merasa sakit dan hancur saat mengingat masa lalu kalian, tapi kalian juga ingin menyatakan perasaan kalian sama seseorang? Karena banyak sekali temanku yang mengalami hal ini... You know why? Karena kebanyakan perempuan takut untuk berhubungan serius dengan laki-laki. Bagi kalian yang tidak pernah jatuh cinta, itu artinya hati kalian tidak selembut itu... Hahahahahaha... Just kidding...
Okay, sekarang serius... Pelecehan seksual atau pemerkosaan banyak sekali terjadi dimana saja dan kapan saja. Sebagai perempuan, kita seharusnya berhati-hati pada orang-orang yang baru dikenal, bisa itu laki-laki atau perempuan. Kali ini aku telah menulis kasus yang terjadi di negara kita. Aku menulis kasus ini sampai tidak habis pikir, bahwa ada orang yang sekejam ini pada seorang wanita. Aku juga menulis kasus ini bukan untuk membuka luka bagi keluarga yang kehilangan, tapi aku ingin kasus ini untuk menjadi pembelajaran bagi kita semua. Karena kasus ini adalah kasus dari negara kita, dimana kejadiannya sebenarnya sudah lama terjadi, pada tahun 2016.
Pada tanggal 13 Mei 2016, seorang gadis bernama Eno Farihah yang masih berusia 19 tahun ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan di dalam kamar mes karyawan Polyta Global Mandiri, di Jalan Raya Perancis Pergudangan 8 Dadap, di Kecamatan Kosambi. Eno ditemukan terbaring tanpa busana dan bersimbah darah dengan gagang cangkul yang masih tertancap di bagian tubuhnya, warga sekitar yang menemukan hal tersebut langsung memanggil kepolisian. Karena kondisi tubuhnya dan banyak sekali jejak yang belum bersih atau tidak dibersihkan, akhirnya para pelaku pun tertangkap.
Pelaku yang melakukan kejahatan keji itu berjumlah 3 orang yaitu Rahmat Arifin yang berusia 24 tahun, Imam Hapriadi yang berusia 24 tahun dan Rahmat Alim yang masih berusia sekitar 15 tahun.
Awal dari terjadinya kasus ini, semuanya berawal dari Eno yang berkenalan dengan Alim melalui sosial media. Setelah mereka bertemu secara langsung, mereka merasa cocok. Tapi saat itu Alim tahu bahwa nama dari Eno saat itu adalah Indah (alias nama palsu dari Eno).
Pada tanggal 12 Mei 2016, suatu malam Eno diajak ketemuan dengan Alim untuk sekedar makan malam atau jalan-jalan. Tapi entah apa alasannya, mereka tidak jadi untuk bertemu di luar. Karena tidak jadi bertemu di luar, Eno mengajak Alim untuk mampir ke kamar mes nya. Akhirnya mereka mengobrol sebentar secara berduaan di dalam kamar, tiba-tiba saja saat itu Alim mencium Eno dan mengajak Eno untuk berhubungan seksual. Tapi Eno menolak dengan alasan bahwa ia takut beresiko untuk hamil. Karena Alim kesal pada Eno, akhirnya Alim memutuskan keluar dari kamar Eno untuk merokok.
Saat di luar kamar mest, Alim bertemu dengan Arifin. Arifin bertanya pada Alim, ia sedang apa (?) dan mau ketemu dengan siapa (?). Alim menjawab bahwa ia telah menemui seorang temannya bernama "Indah". Arifin langsung kebingungan, karena Arifin tahu bahwa tidak ada yang namanya "Indah" di mest tersebut. Saat Arifin kebingungan siapa "Indah" yang dimaksud, kemudian datanglah Imam yang kebetulan saat itu sedang lewat dan melihat Alim yang sedang mengobrol dengan Arifin.
Saat Alim menyebut nama "Indah", Imam bingung dan bertanya-tanya siapa "Indah" yang dimaksud. Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk masuk ke kamar mest nya Eno yang disebut sebagai "Indah" oleh Alim. Akhirnya Arifin dan Imam tahu bahwa "Indah" yang dimaksud oleh Alim adalah Eno. Alim pun merasa kesal pada Eno, karena merasa dibohongi perihal nama. Saat itu Eno yang sedang tidur hanya memakai tank top, melihat kondisi Eno sedang seperti itu, mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk melecehkan secara seksual terhadap Eno. Lebih parah lagi, Imam menyuruh Alim untuk mengambil pisau, Alim pun menurutinya dengan mencari pisau. Saat menunggu Alim datang, Imam melukai wajahnya Eno dengan garpu yang tidak tahu darimana. Lebih sakit lagi, Arifin yang melihat kejadian itu bukannya langsung menyelamatkan Eno, malah ikut melakukan pelecehan terhadap Eno.
Saat Alim kembali untuk mencari pisau, tapi ia menemukan cangkul yang panjangnya sekitar 60-an cm yang ditemukan di sekitaran kamar mest. Arifin menyuruh Alim untuk memukul Eno dengan cangkul tersebut, kemudian Alim pun menurutinya. Alim memukul wajah Eno bukan hanya sekali, tapi beberapa kali sampai wajah Eno hancur hingga terbuka dan meninggal. Karena melihat Eno dengan kondisi seperti itu, akhirnya Alim mual dan keluar dari kamar mest Eno. Tapi tidak beberapa lama, Alim kembali untuk melakukan nya lagi dengan mencium bagian payudara nya korban yang bahkan sudah meninggal. Hal yang paling mengerikannya lagi adalah Arifin menyuruh Alim untuk memasukan gagang cangkul ke dalam area privatnya Eno, dan Alim melakukannya hingga ke bagian paru-paru. (Aku menulis ini ingin mual dan menangis. Entah kenapa ada orang sekejam ini pada perempuan?)
Setelah membunuh dan melecehkan korban yaitu Eno, Alim dan Arifin pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih, dan Alim mengambil ponselnya Eno yang sudah meninggal. Kemudian mereka bertiga keluar dari kamar dan Imam lah yang menutupi jendelanya secara rapat dan mengunci kamar tersebut, lalu melemparkan kunci nya ke dalam kamarnya Eno lewat ventilasi. Setelah itu mereka bertiga pulang ke tempat mereka masing-masing dengan santai saja, seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan tidak merasa melakukan dosa.
2 Hari kemudian, mayat dari Eno membusuk dan akhirnya ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan oleh penghuni mest. Karena ada mayat, penghuni mest langsung menghubungi polisi. Di hari itu juga, polisi berhasil menemukan nama dari para pelaku kejahatan sekejam ini, karena memang banyak bukti yang tidak dibersihkan oleh para pelaku. Saat polisi melakukan interogasi terhadap 3 pelaku, jawaban dari mereka berbeda-beda, karena saat itu mereka baru kenal.
Yang pertama, Arifin mengaku bahwa ia sakit hati karena sering dikatai jelek dan hitam oleh korban. Yang kedua, Alim mengaku bahwa ia merasa ditolak saat mengajak korban untuk berhubungan dan merasa dibohongi perihal nama dari korban. Yang ketiga, Imam yang mengaku bahwa cinta nya ditolak oleh korban. Tapi anehnya korban itu tidak mengenalinya, karena Imam berusaha mendekati Eno dengan cara mengirimkan pesan lewat SMS, tapi Eno tidak pernah membalas pesan SMS dari Imam, bahkan Imam mengaku bahwa Eno dan ia tidak saling kenal. Aku yakin kalian bertanya-tanya, darimanakah ia mendapatkan nomor nya Eno? Jawabannya dari teman-teman nya Eno yang merupakan penghuni mest tersebut.
Anyway... Sebenarnya yang membunuh secara langsung adalah Alim, karena melakukannya dengan tangannya sendiri. Lebih anehnya lagi, ternyata Alim adalah remaja masjid. Jadi para warga itu bingung, apakah Alim ini sebenarnya mempunyai kepribadian ganda atau gimana?
Setelah disidang atau diadili, akhirnya Alim mendapatkan hukuman 10 tahun di dalam penjara, sementara Arifin dan Imam akhirnya dihukum mati. Kenapa Alim lebih ringan? Karena saat itu Alim masih dibawah umur saat itu.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sakit nya saat bertemu dengan seseorang yang bahkan merupakan iblis pencabut nyawa kita sendiri. Kita tidak bisa melukai orang yang baru saja dikenal, orang yang seperti Alim itu seharusnya mendapat hukuman seumur hidup, tidak peduli mau ia adalah remaja masjid atau anak dibawah umur. Karena ia melakukannya secara sadar bahwa yang diperbuat itu dosa besar atau salah besar. Aku selalu mengingatkan kalian untuk belajar menghormati satu sama lain. Karena menghormati seseorang itu jauh lebih penting dan takutlah akan kejahatan mu sendiri. Seseorang bisa melakukan hal sekejam ini, karena ia tidak takut untuk melakukannya. Orang yang jiwa/mentalnya tidak terganggu, tapi berani melakukan hal kejam dan parah seperti ini sebenarnya sadar bahwa yang diperbuat adalah dosa dan salah, tidak peduli mau ia masih dibawah umur atau pun ia pernah berbuat baik pada orang. Salah tetaplah salah... Justru aku juga bingung dengan sosok pelaku yaitu Imam, apakah ia tidak diajarkan oleh orangtua nya untuk menghormati seseorang dengan baik? Apakah ia memahami bahwa yang dilakukan sebenarnya salah? Karena sosok korban sama sekali tidak mengenali Imam. Banyak sekali pertanyaan ku setelah membaca dan menulis kasus ini. Dan berhati-hatilah pada omongan kalian, jika kalian menghina atau marah tanpa alasan, mungkin lebih baik kalian segera minta maaf. Aku melakukan hal yang seperti ini saat ada orang yang tidak jelas marah pada ku, aku sudah baik pada orang itu, tapi orang itu malah marah. Aku tidak akan marah padanya atau menyakiti ia balik, tapi justru aku mendoakannya semoga ia bahagia. Karena saat ini aku sedang mengalami hal seperti ini. Aku lebih kasihan pada orang yang pemikirannya sedangkal itu, karena aku hanya ingin berteman dengan ia. Tapi sayangnya ia tidak bisa memahaminya, karena ia tidak dewasa sama sekali. Karena itu, aku melihat ia sebagai orang yang tidak pernah memahami yang namanya perasaan orang lain. Aku minta maaf sama ia, jika ia terganggu atau tidak nyaman dengan sikap ku. Aku lebih baik menghindari ia lebih dulu, karena tidak mau sakit hati dengan omongannya. Aku merasa kalau ia merasa aku salah, aku bakal minta maaf dan jauh dari ia. Akan lebih baik seperti itu...
Dan jangan lupa juga untuk mengunci pintu rumah atau kamar atau apapun itu, karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada kita. Karena kasusnya Eno bisa menjadi pembelajaran buat kita, kita tidak tahu apakah orang yang kita perbolehkan untuk masuk itu memiliki niat baik atau buruk pada kita. So, always stay alert :) ...
So, mari berdoa semoga kamu dan aku akan selalu dipertemukan oleh orang-orang baik saja dan tidak dipertemukan dengan orang yang memiliki niat jahat pada kita. Aku ingin kita lebih waspada terhadap orang yang kita temui, baik itu dari sosial media atau secara langsung. Karena kita tidak tahu kapan orang itu berubah menjadi orang yang tidak kita kenal.
Dan kita doakan semoga Almarhumah Eno Farihah tenang dan bahagia di sisi Allah... Amiinn.
I hope we'll get happiness...
Enjoy your day...
Love yourself...
Love your life...
Bye... 💓
Sumber :
Komentar
Posting Komentar