Pony - The Sad Story Of An Orangutan

Hi, everyone... So, I am back again... Anyway, how are you today? Aku berharap semoga kalian baik-baik, sehat selalu, didekatkan dengan orang baik dan dijauhkan oleh orang jahat. Karena ketika kalian mencoba untuk berbuat baik pada orang yang tidak suka pada kalian, tapi orang itu malah jahat ke kalian, maka itu adalah sifat aslinya. Karena biasanya orang yang seperti itu akan menyakiti kalian dari belakang dan ketika kalian hancur, maka tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itu aku berharap kalian tidak akan menjadi korban dari orang-orang yang seperti itu.

So... Aku ingin membahas tentang pelecehan seksual lagi, tapi berbeda dengan hal yang aku bahas sebelumnya, karena pelecehan seksual ini dialami oleh seekor Orangutan yang bernama Pony. Pelecehan seksual bisa terjadi dimana pun, kapan pun dan pada siapa pun, tidak memandang jenis kelamin, fisik atau pun mahluk hidup lainnya. So, aku berharap semoga kasus seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi pada kehidupan hewan lainnya.


Pony adalah seekor bayi Orangutan jantan yang diambil dari Pulau Burneo yang terletak di Kalimantan untuk dijual sebagai pelacur pada tahun 2003. Bisa dikatakan bahwa Pony adalah hewan yang menerima perlakuan yang paling bejat yang pernah dilakukan manusia. Pony telah dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) untuk memuaskan nafsu para pekerja yang berada di ladang sawit, tepatnya di rumah bordil di Kareng Pangi, Kalimantan Tengah.


Bulu di sekujur tubuh Pony sengaja dipangkas sampai habis tiap beberapa waktu sekali. Akibatnya, tubuh Pony kerap digigiti nyamuk, dirinya yang merasa gatal menjadi sering menggaruk badannya hingga garukan tersebut ternyata menyebabkan kulitnya iritasi dan berjerawat.

Aku yakin kalian bertanya-tanya, "Bagaimana caranya seekor hewan Orangutan bisa menjadi PSK?". This the answer... So, sebenarnya Pony dilatih untuk bisa "melayani" orang-orang selama berbulan-bulan dari Pony masih sangat kecil. Karena sudah terlatih, Orangutan ini langsung "merayu" setiap saat melihat laki-laki yang berjalan di dekatnya dengan menampilkan dirinya dan berputar-putar. Ketika sedang melayani manusia, Pony juga kerap dipakaikan cincin dan kalung, tidak jarang pula hewan tersebut didandani dan diberi parfum.


Anyway... Sebenarnya di rumah bordil itu ada para wanita nya, tapi kebanyakan orang gila tersebut memilih untuk berhubungan dengan Pony dengan alasan ingin merasakan sensasi berhubungan dengan Orangutan. Karena itu, Pony dianggap sebagai pembawa keberuntungan bagi sang germo.

Pony baru ditemukan oleh tim Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pada 2003 dalam keadaan berbaring di kasur dan di dalam sebuah ruangan gelap dengan tangan yang terantai ke dinding.

Pada tanggal 13 February 2003, Pony berhasil dibawa ke tempat rehabilitasi. Anyway, saat itu memang butuh 35 perwira militer bersenjata untuk menyelamatkan Pony malang ini. Meski begitu, orang-orang yang memanfaatkan Pony dalam bisnis prostitusi sempat melakukan penolakan, karena menganggapnya sebagai sumber uang.

Untuk menghindari amuk massa, "SETAN" yang mempekerjakan Pony ikut dibawa bersama Pony dan diizinkan bertemu di tempat rehabilitasi setiap bulan. Namun seakan trauma, kehadiran mantan tuannya itu membuat Pony berteriak dan buang air besar. Karena hal itu, kunjungan diberhentikan seketika itu dan penjagaan Pony menjadi lebih diperketat.

Meski dalam keadaan sehat, Pony yang diperkirakan berusia 27 tahun ini masih belum bisa dilepasliarkan. Pony sempat dua kali gagal menjalani pra-pelepasliaran agar mampu terbiasa dengan habitat aslinya. Pertama, Pony sempat menjalani pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat, Palangka Raya, Kalteng pada 2005. Namun upaya tersebut gagal, karena Pony kesulitan mencari makan sendiri dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Dan hal yang mengejutkan aku adalah bahwa diketahui bahwa kemampuannya untuk memanjat itu tidak ada sama sekali, biasanya monyet, simpase atau sejenis nya itu memiliki kemampuan alami yaitu memanjat, tapi berbeda dengan Pony yang tidak memiliki kemampuan tersebut.


Hingga pada 29 Juni 2013 lalu, tim BOSF (Borneo Orangutan Survival Foundation) atau Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo kembali mencoba melakukan langkah pra-lepasliar lagi. Salah satu dari anggota tim BOSF mengatakan bahwa Pony dianggap bisa diuji coba untuk dilepasliarkan berdasarkan perilakunya yang telah menunjukkan kemandirian. Anyway... Diketahui juga, karena masa lalu kelamnya, sayangnya Pony menjadi sosok Orangutan yang penyendiri.


Dari kisah nya Pony, aku belajar bahwa manusia bisa lebih "monyet" daripada monyet atau sejenis lainnya. Karena manusia bisa tidak memikirkan perasaan hewan atau sesama manusia sama sekali. Aku membaca dan menulis hal ini langsung menangis, karena tidak habis pikir. Aku tidak bisa berpikir bahwa harta itu bisa membuat manusia menjadi lebih kejam, aku gak tahu ide apa yang terpikirkan oleh mereka dan bahkan untuk berhubungan dengan Pony itu harus membayar Rp. 38.000,-. Sedangkan dari yang aku baca, ternyata harga Orangutan di pasar internasional saja sekitar Rp. 400 Juta.

Aku sangat berharap kita tidak akan memanfaatkan hewan seperti ini, karena banyak hewan yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi makanan sehari-hari, tapi ada juga hewan yang seharusnya dirawat untuk menemani kita atau harus dilepas demi kedamaian hewan tersebut.

Hewan itu tidak memiliki akal untuk berpikir, namun manusia terkadang menyalahgunakan hewan tersebut. So, please... Be kind for human or animal, because we are animal with sense... (-Aristoteles (384-322) Zoon Politicon-)

So, yeah... I hope we continue to be given healthy thoughts... Because we are human, not animal or devil... Jadilah manusia yang baik hati dan tegas yang memiliki pemikiran yang sehat...

Always be happy...
Love and protect any animal...

So, love yourself...
Love your life...

Bye bye...

Sumber :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Special My Birthday - Inspirational Stories From Victims Of Bullying (Let's Rise And Grow!!!) (Bullying Again) STOP BULLYING!!!

Violence Against Women - Humans Are Unpredictable (Stop Violence Against Women)