Hai, semua... Apa kabar kalian hari ini? Aku berharap kalian masih semangat dalam situasi new normal... So, tetap jaga makanan, selalu pakai masker dan selalu cuci tangan. Tapi biasanya aku mencuci tangan dengan sabun, karena jika tidak ada sabun dan hanya dengan air, aku merasa tangan ku kotor. Aku tidak bisa hidup tanpa sabun di tangan ku, tapi jika tidak ada sabun di dalam toilet, aku lebih baik membeli hand sanitizer.
Anyway, aku ingin membahas tentang Chaos Theory. Chaos Theory yang dalam bahasa Indonesia nya adalah Teori Kekacauan. Sebenarnya Teori Kekacauan adalah teori yang sangat matematis. Kebanyakan orang bisa memahaminya dengan jelas tanpa miskonsepsi, orang biasa hanya butuh imajinasi, seperti aku.
Untuk kalian yang bertanya, "Apa itu 'miskonsepsi'?"
Jadi, miskonsepsi adalah kesalahpahaman dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep-konsep yang lain, dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran, sehingga terbentuk konsep yang salah dan bertentangan dengan konsepsi para ahli atau orang-orang lain.
Apa sajakah penyebabnya?
Adanya penyebab atau sumber dari ketidaksesuaian konsep. Penyebab terjadinya miskonsepsi dapat disebabkan oleh beberapa sumber, yaitu dari diri sendiri atau orang lain, buku, berita dan lainnya yang digunakan, seperti konteks dan cara pemberitahuan kepada orang lain.
Teori ini sebenarnya dikemukakan oleh Edward Lorenz, seorang matematikawan dan meteorlogis dari Amerika Serikat. Ketika ia hendak memasukkan angka variabel dalam program komputernya, Lorenz sedang buru-buru mengambil kopi sehingga angka yang dia masukan tidak lengkap dan selisih 3 angka di belakang koma dari yang seharusnya 0,506127 menjadi 0,506 . Selisih angka yang tak seberapa ini ternyata merubah seluruh pola perkiraan cuaca. Setelah itu dimetaforakan oleh Lorenz bahwa satu kepakan kupu-kupu di Amazon dapat menyebabkan badai di New York yang kemudian disebut dengan "Butterfly Effect" atau Efek Kupu-Kupu. Efek Kupu-Kupu ini merupakan lahirnya Teori Kekacauan (Chaos Theory).
Butterfly Effect atau Efek Kupu-Kupu adalah istilah dalam Teori Kekacauan (Chaos Theory) yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", dimana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem tak linear dapat mengakibatkan perbedaan besar atau dampak besar dimasa depannya.
Pada tahun 2007, Lorenz mengatakan bahwa Chaos Theory membuktikan bahwa cuaca tidak bisa diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya dan teknologi paling canggih yang digunakan sekarang hanya bisa memprediksi cuaca paling lama 2 minggu ke depan.
Berikut 2 hal remeh yang mengubah dunia :
1. A Cuban Boy Who Caused The Iraq War And The Rise of ISIS (Seorang Anak Cuban Yang Menjadi Penyebab Perang Irak Dan Kemucunculan Isis)
Pada hari Sabtu, 30 Desember 2006, pukul 06.00 waktu setempat, mantan diktator Irak, Saddam Hussein dieksekusi gantung. Dan hal ini dilakukan di Camp Justice di Khadimiya, pinggiran Baghdad.
Jadi, ditanggal 25 November 1999, Elian seorang anak berusia ditemukan terapung di lepas pantai AS oleh sejumlah nelayan. Ia bergantung hidup pada pelampung yang terbuat dari ban dalam berwarna hitam. Anak itu tidak hanya jadi korban rebutan ayah dan ibunya yang telah meninggal.
Dan hak asuh anak ini melibatkan 2 negara yaitu Amerika Serikat dan Kuba. Saat itu Pemerintah Amerika Serikat keberatan mengembalikan Elian ke Kuba, karena bocah itu akan diasuh kerabatnya yang tinggal di Miami, AS. Kamu pasti berpikir anak ini tidak ada hubungannya dengan informasi tentang Irak. Tuduhan yang tidak terbukti yang jadi alasan Presiden AS George W Bush untuk menginvasi Baghdad. Tapi setidaknya, Gonzales "bertanggung jawab" membuatnya terpilih jadi presiden AS.
Kasus Elian ini menjadi polemik nasional dan sengit, sampai-sampai dua kandidat presiden pada saat itu, George Bush dan Al Gore berdebat sengit mengenai nasib si bocah.
Akhirnya perdebatan itu dimenangkan Bush, yang meraup 537 suara elektoral di Florida, yang mengantarnya ke Gedung Putih. Sayangnya, Komunitas Kuba-Amerika di Florida begitu marah soal bagaimana Demokrat menangani kasus tersebut.
Hal itu membuat kita berpikir, kalau seandainya Elian Gonzalez tidak naik ke kapal pengungsi yang tenggelam, mungkin calon Demokrat Al Gore hampir pasti jadi Presiden Amerika Serikat. Dan ketika itu yang terjadi, Bush tak akan bisa mengobarkan perang di Irak, seluruh dunia akan menjadi tempat yang berbeda.
2. Mercy Causes The Holocaust (Belas Kasihan Menyebabkan Holocaust)
Adolf Hitler adalah seorang pria biasa yang tergila-gila pada dunia seni, seperti aku, hihihi. Dari masih muda, ia menunjukan bakat alami nya di dunia kesenian. Meskipun dari penampilan ia itu merupakan pria yang kelihatan serius, namun hatinya bisa dibilang lembut atau halus. Dan masa muda nya ia sering kali mengelilingi kota dengan kunjungan museum-museum dan pertunjukan opera. Kadang juga duduk dan melamun sambil membayangkan dirinya menjadi seniman besar.
Pada Oktober 1907, saat ia berusia 18 tahun, ia memutuskan untuk mendaftar di akademi seni rupa yang cukup ternama di Vienna. Ia tinggal di Vienna dan belajar giat di kota Vienna. Hitler ini bisa dibilang sangat percaya diri untuk masuk di akademi seni rupa di Vienna, tapi sayangnya ia tidak lulus. Karena menurut para guru/juri disana, Hitler kurang berbakat menjadi seorang pelukis. Setelah satu tahun, ia mencoba masuk lagi, namun hasilnya tetap sama.
Karena ia tidak bisa masuk ke dunia seni, ia akhirnya mencoba untuk menjadi tentara. Dan ternyata namanya semakin besar,
Pada tahun 1918, saat itu sedang ada yang namanya perang di Pransis. Saat itu seorang tentara bernama Henry Tandey merasa tidak tega membunuh atau menembak Hitler saat itu. Padahal Henry mempunyai kesempatan besar untuk membunuh Hitler, tetapi Henry merasa tidak tega dan merasa kasihan pada Hitler. Ternyata pasukan Henry bisa dibilang memiliki belas kasihan yang tinggi dan sering sekali ia mengampuni musuh-musuhnya. Dan saat itu Henry membiarkan Hitler untuk pergi. Sebelum pergi, Hitler berterima kasih pada Henry.
Akan tetapi setelah 20 tahun kemudian, setelah kebebasan Hitler, Hitler menjadi pemimpin Nazi dan menjadi bagian dari meletusnya Perang Dunia II.
Kejadian ini membuat orang-orang berpikir... Jika saat itu Henry langsung menembak Hitler, mungkin Perang Dunia II yang membuat banyak nyawa yang hilang tidak akan pernah terjadi.
Itulah 2 kasus tentang Butterfly Effect yang mengubah dunia sebenarnya masih banyak kasus tentang efek kupu-kupu dalam sejarah. Tapi dalam kehidupan kita, kita mungkin berpikir bahwa kalau saja aku seperti ini, mungkin tidak kejadian juga. Kita harus sadar, bahwa keputusan atau pemikiran kita juga akan menjadi pengaruh buat hidup kita atau buat negara atau buat dunia kita selanjutnya. Dalam pengalamanku, jika saat itu aku niat belajar naik sepeda, mungkin aku bisa pergi kemana pun. Yaaah begitulah... Tapi sampai saat ini aku masih tidak bisa mengendarai sepeda, sedih...
So, aku ingin menanyakan sesuatu pada kalian. Apakah kalian pernah mengalami peristiwa Butterfly Effect yang membuat kita berpikir "seharusnya aku tidak melakukan itu" atau "seharusnya aku melakukan ini"? Because I want to know about your experience.
Remember...
Life is not about you, but life is about world...
So, be careful about your decisions...
Lest you regret it...
Love your life...
💓💓💓
Sumber :
Komentar
Posting Komentar